PENOMORAN PARAGRAF
MS.WORD
Dalam membuat suatu naskah terlebih lagi naskah yang berupa data atau tutorial, biasanya terdapat suatu urutan tertentu. Begitu pula data-data yang disajikan dalam bentuk tabel. Urutan-urutan tersebut antara satu dengan yang lain kadang tidak boleh dilalui atau diloncati, dan bisa juga urutan-urutan tersebut saling berhubungan satu sama lain. Urutan-urutan tersebut untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi suatu naskah atau data biasanya diberi suatu tanda dengan nomor urut yang berupa urutan angka (1,2,3,…) atau abjad (a,b,c,….).
Dalam Ms Word 2007 sudah terdapat fasilitas untuk memberi nomor urut secara otomatis. Untuk memberi nomor urut secara otomatis pada suatu naskah atau data dalam tabel dapat diikuti langkah-langkah berikut ini.
Langkah kesatu
Dalam Ms Word 2007 sudah terdapat fasilitas untuk memberi nomor urut secara otomatis. Untuk memberi nomor urut secara otomatis pada suatu naskah atau data dalam tabel dapat diikuti langkah-langkah berikut ini.
Langkah kesatu
- Langsung menulis nomor urut, yaitu ketik angka 1 atau abjad a pada awal paragraph/kalimat, diikuti tanda titik (.) kemudian tekan spasi.
- Maka otomatis angka 1 atau a akan menjadi numbering atau penomoran otomatis. Biasanya diikuti tanda autocorrect Option (abaikan saja tanda tersebut)
- Setelah itu lanjutkan dengan mengetik data atau kalimat anda.
- Tekan enter, maka nomor 2 atau b akan langsung otomatis tertulis.
- Lakukan hal yang sama untuk nomor 3 atau c dan seterusnya.
Langkah kedua
- Ketikkan data anda secara urut sampai selesai, tanpa memberi nomor urut terlebih dahulu
- Seleksi atau blok kata, kalimat data yang akan diberi nomor urut.
- Pada ribbon Home, group menu Paragraph, klik tanda segitiga kecil pada tombol Numbering. (lihat gambar dibawah)
- Pilih salah satu format penomoran yang anda inginkan
- Maka urutan data atau tutorial anda akan langsung dinomori secara otomatis.
- Untuk memberi nomor urut pada tabel, lakukan hal yang sama yaitu mulai dari blok atau seleksi kolom yang akan diberi nomor urut.
OOO.WRITER
Pada OOO.Writer, peomoran paragraph dikelompokkan menjadi 3:
1.Penomoran berurut
-Mengaktifkan dan Menonaktifkan
- Klik ikon Numbering On/Off
- Atau,tekan F12
-Mengubah jenis penomoran
Misalnya jika kita akan mengubah penomoran yang semula angka Arab, menjadi Romawi atau abjad.
- Blok atau letakkan tanda sisip pada penomoran
- Klik menu format>bullets and numbering
- Pilih tab options
- Pada kotak numbering, pilih sesuai keinginan, misalnya 1,2,3…..
- Klik OK
-Penomoran pertama bukan 1,A,a,I,atau i
- Blok atau letakkan tanda sisip pada penomoran
- Klik menu format>bullets and numbering
- Pilih tab options
- Pada kotak start at, ganti misalnya 3
- Klik OK
-Memulai ulang penomoran
Seumpama kita akan memulai pada perihal 3,
- Letakkan kursor pada perihal 3
- Klik ikon restart numbering pada baris alat bullets and numbering yang otomatis muncul
2.Penomoran Bulatan
-Mengaktifkan dan Menonaktifkan
- Klik ikon Bullets On/Off
- Atau tekan Shift+F12
-Mengubah simbol bulatan
- Blok atau letakkan tanda sisip pada penomoran
- Klik menu format>bullets and numbering
- Pilih tab options
- Klik kotak …..akan muncul sebuah dialog
- Selanjutnya, cari karakter lain
- Contoh, pilih huruf open symbol pada kotak font
- Gulir ke bawah hingga menemui karakter kotak. Klik.
- Klik OK. Kembali ke dialog Bullets and Numbering
- Klik OK
-Bulatan Grafik
- Blok atau letakkan tanda sisip pada penomoran
- Klik menu format>bullets and numbering
- Pilih tab options
- Pada kotak Numbering , ubah menjadi Graphics
- Klik tombol Select
- Pilih Gallery
- Klik salah satu gambar
- Klik OK
3.Penomoran Bertingkat
Misalnya seperti dalam ilustrasi sebagai berikut.
- …
- …
- …
- …
- …
- …
- …
- …
- …
- Blok titik-titik tersebut dan klik menu Format >Bullets and Numbering
- Pilih tab options
- Klik level 1. Ganti Numbering menjadi A,B,C…
- Klik level 2. Ganti Numbering menjadi 1,2,3…
- Klik level 3. Ganti Numbering menjadi a,b,c…
- Klik level 4. Ganti Numbering menjadi 1,2,3…. dan ganti After menjadi ).
- Klik OK
Jika menemukan A. …, maka kita berhasil. Lalu, untuk melihat hasil langkah-langkah di atas, berikut tahap yang dilalui.
Letakkan kursor di akhir titik-titik dan tekan enter
Tekan Tab atau klik ikon Demote One Level (baris alat Bullets and Numbering). Makan penomoran B menjadi 1. Tekan sekali lagi , penomoran 1 menjadi a. Demikian seterusnya.
Sementara untuk menaikkan tingkat, bias menkilk ikon promote one level atau menekan Shift + Tab.
Aplikasinya dapat digunakan dalam pembuatan makalah, karya ilmiah ataupun skripsi contohnya seperti berikut :
Pada MS.WORD
Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan Premenstrual Syndrome (PMS)?
- Apa yang menjadi penyebab dari Premenstrual Syndrome (PMS)?
- Bagaimana gejala-gejala yang ditimbulkan dari Premenstrual Syndrome (PMS)?
- Faktor apa saja yang mempengaruhi Premenstrual Syndrome?
- Bagaimana penangann dan pencegahan Premenstrual Syndrome (PMS)?
- Bagaimana menurut penelitian mengenai Premenstrual Syndrome (PMS)?
Pada OOO.Writer
Contoh:
- Daftar isi
- Pendahuluan
- Latar belakang
- Permasalahan
- Definisi Mioma Uteri
- Gejala Mioma Uteri
- Gejala-gejala PMS
- Faktor –faktor PMS
- Pencegahan
CONTOH MAKALAH PENOMORAN PARAGRAF PADA OOO.WRITER
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mioma Uteri merupakan tumor jinak dari otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi mencapai 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus. Sedangkan untuk pemeriksaan untuk mengetahui adanya mioma dapat dilakukan Ultrasonografi, Histeroskopi dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian dari mioma uteri
- Untuk mengetahui etiologi dari mioma uteri
- Untuk mengetahui manifestasi klinis dari mioma uteri
- Untuk mengetahui patofisiologi dari mioma uteri
- Untuk mengetahui komplikasi dari mioma uteri
- Untuk mengetahui penatalaksanaan dari mioma uteri
- Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk mioma uteri
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari mioma uteri
BAB II
Definisi
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Dikenal juga dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan 12q13-15
Gejala dan Tanda
Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid (paling sering). Gejala ini terjadi pada 30 % pasien dengan mioma uteri.
Nyeri saat haid
- Haid tidak teratur
- Nyeri panggul
- Pada mioma yang besar dapat terjadi penekanan pada organ disekitarnya, yang ditandai dengan gangguan buang air besar (sembelit), gangguan buang air kecil (sering berkemih) dan nyeri saat berhubungan seksual
- Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa penuh dan membesar
- Keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka dan infeksi
- Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai
- Gejala klinis
- Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang padat kenyal.
- Adanya perdarahan abnormal.
- Nyeri, terutama saat menstruasi.
- Infertilitas dan abortus.
- Pemeriksaan luar
- Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.
- Pemeriksaan dalam
- Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.
- 3. Pemeriksaan penunjang
- USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis.
- Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.
- Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.
- Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
- Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas.
- Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.DIAGNOSIS
- Pemeriksaan lengkap panggul maupun perabaan daerah sekitar perut untuk merasakan adanya mioma terutama bila ukuran mioma besar
- Pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen atau transvaginal. Pemeriksaan ini tidak menyakitkan dengan menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambaran rahim pada layar monitor. Gambar ini dapat dilihat secara rinci untuk menilai pertumbuhan mioma.
- MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran dan jumlah mioma uteri, namun biaya pemeriksaannya lebih mahal.
Diagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis
- Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
- Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.
- Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.
2. Pemeriksaan fisik
- Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
- Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.
- Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.
3. Pemeriksaan penunjang
- USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis.
- Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.
- Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.
- Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
- Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas.
- Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
BAB 111
Kesimpulan
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang sering terjadi pada wanita berusia lebih dari 35 tahun yaitu sekitar 20 hingga 30 persen Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Karenanya sangat penting untuk melakukan deteksi pribadi secara dini untuk menghindari dan mencegah timbulnya penyakit ini, kalaupun penyebabnya genetik pada keluarga paling tidak dapat di deteksi secara dini sebelum penyakit ini bertambah hebat dan menyebabkan komplikasi yang serius bagi organ organ disekelilingnya yakni dengan melakukan pemeriksaan ginekologis rutin dan USG, sedangkan Histeroskopi dan MRI merupakan pilihan lain untuk hasil lebih akurat, namun dengan USG saja sudah bisa dideteksi Mioma yang berkembang pada rahim seseorang
Saran
- Pada wanita yang mulai haid (menarke) untuk memeriksakan alatreproduksinya apabila ada keluhan-keluhan haid/menstruasi untuk dapatmenegakkan diagnosis dini adanya mioma uteri.
- Wanita yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk terjadinya mioma uteriterutama wanita berusia 40-49, wanita yang sering melahirkan (multipara)